Jumat, 04 September 2009

Mengapa Korban Gempa Begitu Besar dan Bagaimana Kaitannya dengan Merapi

Berbagai lembaga masih silang-pendapat mengenai berapa kekuatan gempa Yogya-Jateng yang terjadi Sabtu pekan lalu, termasuk dimana persisnya pusat gempanya. Menariknya, kalaupun acuan tertinggi mengenai kekuatan gempa yang dipakai adalah data US Geological Survey (USGS)yang memberi angka magnitudo 6,3, namun pertanyaannya mengapakah gempa "sebesar itu" bisa meluluhlantakkan dan menelan korban sangat banyak?

Angka "6" memang kuat namun faktanya gempa dengan kekuatan semacam itu sering terjadi setiap dua atau tiga hari di seluruh dunia, namun tidak sampai menimbulkan korban banyak. Apa saja penyebabnya?

Keheranan ini juga disampaikan pakar geologi dari Universitas Oxford, Inggris, James Jackson, seperti dilansir oleh nature.com, Kamis (1/6) ini.

"Besarnya lepasan energi oleh sebuah gempa memang penting, namun dalam kasus ini tidak ada keseimbangan antara ukuran gempa dengan korban yang ditimbulkannya. Saya sangat kaget begitu tahu bahwa begitu banyak terjadi kerusakan," kata dia.

Berdasarkan data yang terkumpul, hingga Kamis, lebih dari 5000 orang dikabarkan telah meninggal dunia akibat gempa, puluhan ribu luka-luka serta puluhan ribu rumah rusak.

Banyaknya jumlah korban yang meninggal maupun luka biasanya sangat tergantung pada kepadatan penduduk dan kualitas bangunan yang ada dan bukan semata-mata kekuatan gempa. Di negara-negara maju, seperti AS dan Jepang, struktur bangunan menjadi alasan berkurangnya korban. Gempa terakhir di sekitar Parkfield, Kalifornia, tahun 2004 dengan magnitudo 6 tapi tidak ada korban tewas.

Sebaliknya, gempa di Bam, Iran tahun 2003 dengan kekuatan 6,6 menyebabkan 40.000 orang meninggal, yang umumnya tertimpa bangunan yang tidak tahan gempa.

Kondisi geologis lokal juga dapat mengakibatkan dampak yang berbeda. Di Bam, kerusakan disebabkan oleh lokasi kota yang fatal yaitu di bagian kanan akhir patahan, dimana banyak aktivitas seismik berfokus. Di Northridge, Kalifornia, AS, tahun 1994, kerusakan oleh kekuatan gempa "6,7" disebabkan oleh permukaan tanah. Ini merupakan gempa paling mahal dalam sejarah AS, namun "hanya" menyebabkan 51 orang tewas.

Ketika ditanyakan apakah patahan ini merupakan garis patahan yang sama yang pernah terjadi ketika terjadinya tsunami? Tidak, namun mereka berhubungan meskipun tidak terlalu dekat. Samudera Hindia dekat pantai bagian timur Indonesia merupakan tempat tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Sunda ke timur, lempeng India ke barat laut dan lempeng Australia ke barat daya.

Tsunami disebabkan oleh patahnya lempeng India dan lempeng mikro Burma. Gempa di Yogya-Jateng pekan lalu, masih menurut sumber nature, merupakan akibat subduksi lempeng Australia dan lempeng Sunda.

Gempa bumi sering mengganggu pada zona subduksi oleh pergerakan lempeng. Namun gempa Yogya-Jateng disebabkan oleh efek samping subduksi. Tekanan oleh kedua lempeng yang bergeser bersama menghasilkan tekanan kecil, membayangi patahan pada jalur subduksi. Proses yang sama terjadi dalam gempa di Kobe, Jepang tahun 1995.

Apakah gempa akan berdampak pada aktivitas Gunung Merapi, yang pada bulan lalu menunjukkan aktivitas yang tinggi?

Aktivitas vulkanis Merapi sekitar 80 km ke utara lokasi gempa, juga berkaitan dengan proses subduksi. Pencairan batuan pada lempeng atas sebuah lempeng subduksi menghasilkan magma yang meningkat ke permukaan, itu sebabnya mengapa ada pulau-pulau vulkanis pada zona subduksi.

Beberapa gempa digetarkan oleh proses magma yang berhubungan dengan erupsi vulkanik di dekatnya. Namun gempa itu sendiri tidaklah berdampak kepada gunung. Brian Baptie dari lembaga survei geologi Inggris di Edinburgh, membeberkan ada peningkatan aktivitas Merapi sejak Sabtu lalu.

"Kebanyakan guncangan dapat menyebabkan kubah lava tidak stabil," katanya. Namun belumlah jelas apakah gempa juga berdampak pada sistem magma gunung di kedalaman.

Andrew Jeremijenko, seorang doktor yang bekerja dengan korban gempa Yogya-Jateng menyebut ada erupsi lain dari Merapi pada Minggu pagi. Dia khawatir jika saja, misalnya, terjadi luapan besar yang menyebabkan berbagai kerugian, dan akan menyebabkan terbaginya perhatian bantuan.

"Seluruh Jawa merupakan daerah seismik aktif," kata Baptie, karena posisinya berada pada zona subduksi. "Ada gempa seperti ini terjadi setiap lima tahun." Namun Yogya sendiri belum pernah memiliki pengalaman sebelumnya, dan tampaknya tidak pernah dipersiapkan.(ss) - 2 Juni 2006


Sumber :

http://www.geografiana.com/nasional/fisik/mengapa-korban-gempa-begitu-besar-dan-bagaimana-kaitannya-dengan-merapi

4 September 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar